Selasa, 31 Desember 2013

Seminar PGSI ( Persatuan Guru Seluruh Indonesia ). Bupati : Tidak ada Segmentasi dan Marginaliasasi

Pemerintah Daerah Kabupaten tidak akan melakukan marginmalisasi dan segmentasi terhadap keberadaan dan kelangsungan guru-guru Swasta. Karena dalam pelaksanakan kebijakan di Daerah pada umumnya mengacu padapayung hukum serta alokasi anggran yang ada. Jika ada regulasi yang mengatur dan anggaran memungkinkan kenapa tidak !. Bupati Jepara menegaskan hal tersebut dihadapan para peserta seminar nasional PGSI ( Persatuan Guru Seluruh Indonesia ) di Pendopo kabupaten Jepara. Dimana seminar yang bertajuk "Kebijakan Pemerintah terhadap Eksistensi Pendidikan dan Pendidikan Swasta" ini dihadiri saekitar 500 peserta perwakilan segenap Guru Swasta se kabupaten. Sementara tampil sebagai nara sumber Drs. Ahmad Sholeh dariPGSI Pusat, Umam Sabroni PGSI Jateng sekalugus calon DPD, ketua Komisi C DPRD, Kepala Disdikpora serta Kepala kemenag Kabupaten Jepara. (29/08 2013).
 
Ahmad Marzuqi SE, secara khusus juga mengingatkan karena keterbatasan kemampuan anggaran memamg baru sedemikian kemampuannya. Mari kita terima dengan iklah dan legowo. Janganlah dipandang segala sesuatu dari kulitnya saja tetapi harus diimbangi dengan kenyataan yang lain. Dimana menurutnya penjajahan saat ini masih meneyelimuti kita. Sehingga yang muncul hanyalah adalah kebanggaan melakukan hal-hal yang negatif atau mudlorod. Justru yang melihatnya ini malah merasa malu sendiri. Dalam hal inilah sangat diharapkan kejuangan dan perjuangan pendidik yang tergabung dalam PGSI dapat mengangkat harkat dan martabat jati diri anak-anak didik sebagai generasi penerus bangsa. Ngono ya Ngono nanging ajo Ngono, artinya bolehlah para pendidik yang tegabung dalam Guru Swasta ini menuntut perbaikan nasib dan hak tetapi kewajiban uatama mencerdaskan kehidupan bangsa janganlah dilupakan. Bagiamanpun secara pribadi, Pihkanya sangat merasakan karena sebelum menjadi Bupati, Ahmad marzuqi adalah seorang guru Mardasah hasyim Asyari Bangsri. Segala sesuatu jika kita terima dengan iklash akan menjadi berkah dan lestari sepanujang waktu, tegasnya!.
 
Sementara ketua PGSI Pusat, Drs. Ahmad Sholeh menyatakan bahwa kegiatan seminar ini merupakan road show dan di Jepara adalah kabupaten /Kota yang 4.PGSI yang merup[akan menivestasi dari kebangkitan para guru swasta sebenarnya sudah ada sejak jaman perjuangan. Sejak jaman reformasi ini lebih diintensifkan untuk bangkit ketasa maupun ke bawah melalui pergerakan yang tergabung dalam PGSI. Dimana anggotanya terdiri dari seluruh guru swata murni maupun guru swasta yang bekerja di sekolah negeri. Tujuannya hanyalah satu yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa yang merupakan kewajiban bersaamabaik negeri maupun swasta. Dengan plan meningkatkan pendidikan nasional dan Mengembalikan jatidiri bangsa yang berkarakter merah putih, pancasilais dan religius.
 
Secara khusus Dra. Sri wahyuningsih, ketua PGSI kabupaten Jepara berharap pemerintah kedepan dapat memperhatikan standarisdasi penggajian Guru-Guru Swasta. Hal ini penting agar tidak terjadi kecemburuan antara guru negeri dan swasta yang terjadi selama ini. Pihaknya juga berharap adanya data base yang tepat dari pejabat yang berwenang baik dari Dikpora maupun Kemenag sehingga dalam pelaksanaanya tidak ada kerancuan dalam berbagai kepentingan. Sebagaimana terjadi dalam pemberiaan hibah tahunan kepada guru swata ayang setiap tahunnay terjadi kenacuan pebedaan data. Dimana berdasarkan data tahun 2013 di pihaknya tercatat 13.160 guru swasta ayang ada di jepara, termasuk didalamnya 1.350 guru swasta PAUD. ( Humas/SB).

2 komentar:

  1. PGSI ayo mana swaranya . . . diskriminasi guru honorer di skolah negeri dan swasta, TPG yang sering molor dari jadwal pencairan . . .

    BalasHapus