Pemerintah Daerah
Kabupaten tidak akan melakukan marginmalisasi dan segmentasi terhadap
keberadaan dan kelangsungan guru-guru Swasta. Karena dalam pelaksanakan
kebijakan di Daerah pada umumnya mengacu padapayung hukum serta alokasi
anggran yang ada. Jika ada regulasi yang mengatur dan anggaran
memungkinkan kenapa tidak !. Bupati Jepara menegaskan hal tersebut
dihadapan para peserta seminar nasional PGSI ( Persatuan Guru Seluruh
Indonesia ) di Pendopo kabupaten Jepara. Dimana seminar yang bertajuk
"Kebijakan Pemerintah terhadap Eksistensi Pendidikan dan Pendidikan
Swasta" ini dihadiri saekitar 500 peserta perwakilan segenap Guru Swasta
se kabupaten. Sementara tampil sebagai nara sumber Drs. Ahmad Sholeh
dariPGSI Pusat, Umam Sabroni PGSI Jateng sekalugus calon DPD, ketua
Komisi C DPRD, Kepala Disdikpora serta Kepala kemenag Kabupaten Jepara.
(29/08 2013).
Ahmad
Marzuqi SE, secara khusus juga mengingatkan karena keterbatasan
kemampuan anggaran memamg baru sedemikian kemampuannya. Mari kita terima
dengan iklah dan legowo. Janganlah dipandang segala sesuatu dari
kulitnya saja tetapi harus diimbangi dengan kenyataan yang lain. Dimana
menurutnya penjajahan saat ini masih meneyelimuti kita. Sehingga yang
muncul hanyalah adalah kebanggaan melakukan hal-hal yang negatif atau
mudlorod. Justru yang melihatnya ini malah merasa malu sendiri. Dalam
hal inilah sangat diharapkan kejuangan dan perjuangan pendidik yang
tergabung dalam PGSI dapat mengangkat harkat dan martabat jati diri
anak-anak didik sebagai generasi penerus bangsa. Ngono ya Ngono nanging
ajo Ngono, artinya bolehlah para pendidik yang tegabung dalam Guru
Swasta ini menuntut perbaikan nasib dan hak tetapi kewajiban uatama
mencerdaskan kehidupan bangsa janganlah dilupakan. Bagiamanpun secara
pribadi, Pihkanya sangat merasakan karena sebelum menjadi Bupati, Ahmad
marzuqi adalah seorang guru Mardasah hasyim Asyari Bangsri. Segala
sesuatu jika kita terima dengan iklash akan menjadi berkah dan lestari
sepanujang waktu, tegasnya!.

Sementara
ketua PGSI Pusat, Drs. Ahmad Sholeh menyatakan bahwa kegiatan seminar
ini merupakan road show dan di Jepara adalah kabupaten /Kota yang 4.PGSI
yang merup[akan menivestasi dari kebangkitan para guru swasta
sebenarnya sudah ada sejak jaman perjuangan. Sejak jaman reformasi ini
lebih diintensifkan untuk bangkit ketasa maupun ke bawah melalui
pergerakan yang tergabung dalam PGSI. Dimana anggotanya terdiri dari
seluruh guru swata murni maupun guru swasta yang bekerja di sekolah
negeri. Tujuannya hanyalah satu yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa yang
merupakan kewajiban bersaamabaik negeri maupun swasta. Dengan plan
meningkatkan pendidikan nasional dan Mengembalikan jatidiri bangsa yang
berkarakter merah putih, pancasilais dan religius.
Secara
khusus Dra. Sri wahyuningsih, ketua PGSI kabupaten Jepara berharap
pemerintah kedepan dapat memperhatikan standarisdasi penggajian
Guru-Guru Swasta. Hal ini penting agar tidak terjadi kecemburuan antara
guru negeri dan swasta yang terjadi selama ini. Pihaknya juga berharap
adanya data base yang tepat dari pejabat yang berwenang baik dari
Dikpora maupun Kemenag sehingga dalam pelaksanaanya tidak ada kerancuan
dalam berbagai kepentingan. Sebagaimana terjadi dalam pemberiaan hibah
tahunan kepada guru swata ayang setiap tahunnay terjadi kenacuan
pebedaan data. Dimana berdasarkan data tahun 2013 di pihaknya tercatat
13.160 guru swasta ayang ada di jepara, termasuk didalamnya 1.350 guru
swasta PAUD. ( Humas/SB).
Semoga sukses buat PGSI
BalasHapusPGSI ayo mana swaranya . . . diskriminasi guru honorer di skolah negeri dan swasta, TPG yang sering molor dari jadwal pencairan . . .
BalasHapus